Kognisi

How people think

Berpikir (kognisi) mengacu pada aktivitas mental yang terjadi di otak saat memproses, mengatur, memahami, atau berkomunikasi informasi kepada orang lain

a. Mental imagery

mental image adalah representasi dari objek atau peristiwa yang digunakan dalam aktivitas mental.Gambar mental berinteraksi dengan cara yang sama seperti objek fisik (misalnya, memindai peta atau memutar objek). Gambaran mental di proses di otak sedikit berbeda daripada otak sebenarnya. sebagai lawan melihat gambar yang sebenarnya (mata- korteks visual - area kortikal lainnya), area kortikal yang terkait dengan pengetahuan yang tersimpan mengirim info ke korteks visual. Contoh aplikatif: Melalui imagery, atlet bulutangkis dapat memukul kok dengan keras sambil berbaring di sofa tanpa harus memegang raket dan bergerak.

b. Konsep & prototype

Konsep ialah gagasan yang mewakili kelas atau kategori objek, peristiwa, atau aktivitas. Contoh aplikatifnya, saat kita berpikir tentang burung, tanpa memikirkan setiap jenis burung yang ada. Dimana kita cenderung berpikir bahwa burung memiliki sayap, paruh, dan dua kaki. Sehingga tentang burung tersebut sudah terkonsepkan oleh manusia walaupun pada masing-masing individu tidak memikirkan jenis burung yang sama.

Konsep tidak hanya berisi fitur penting dari objek atau peristiwa yang ingin dipikirkan orang, tetapi juga memungkinkan identifikasi objek dan peristiwa baru yang mungkin sesuai dengan konsep. Misalnya, setiap orang sudah tau tentang bentuk, ukuran dari kucing. Dan ketika menemukan kucing jenis baru seperti jenis scottish fold yang sebelumnya belum perna diliat tapi kita akan tau bahwa itu adalah seekor kucing. Konsep formal: Konsep yang ditentukan oleh aturan atau fitur tertentu. Seperti aturan segitiga siku-siku yang memiliki sudut 90 derajat, 30 derajat, 60 derajat.

Prototype: contoh konsep yang sangat cocok dengan karakteristik pendefinisian konsep.Contohnya, saat memikirkan burung, maka individu akan memiliki prototype bahwa burung bersayap, berkaki 2, memiliki paruh, dan berwarna-warna. Jarang individu menganggap bahwa prototype buurng itu seperti burung onta, melainkan seperti burung kakak tua.

Kemungkinan besar, prototipe berkembang sesuai dengan paparan yang dimiliki seseorang terhadap objek dalam kategori itu. Jadi seseorang yang tumbuh di daerah di mana terdapat banyak pohon durian  mungkin menganggap durian lebih prototipikal daripada apel pada orang perkotaan.

c. Strategi Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

penyelesaian masalah: proses kognisi yang terjadi ketika suatu tujuan harus dicapai dengan berpikir dan berperilaku dengan cara tertentu.

pengambilan keputusan: proses kognisi yang melibatkan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih di antara beberapa alternatif.

  1. Trial and error (solusi mekanik): metode pemecahan masalah di mana satu demi satu solusi yang mungkin dicoba sampai solusi yang berhasil ditemukan. Contoh aplikatifnya, saat awal memasak telur kita terus mencoba memasak telur dari yang gosong hingga menjadi telur yang masak sempurna.
  2. Algoritma: prosedur langkah demi langkah yang sangat spesifik untuk memecahkan jenis masalah tertentu. Algoritma akan selalu menghasilkan solusi yang benar jika ada solusi yang tepat untuk ditemukan dan Anda memiliki cukup waktu untuk menemukannya. Contoh aplikatifnya, ketika ingin memesan barang di ecommerce terdapat langkah-langkah untuk dilakukan seperti membuka apk ecommerce lalu mencari barang, menekan menu pembelian barang hingga memasukkan alamat dan mengisi pembayaran. 
  3. Heuristik: tebakan berdasarkan pengalaman sebelumnya yang membantu mempersempit kemungkinan solusi untuk suatu masalah. Tidak memungkinkan mendapat solusi yang tepat. Adapun strateginya ialah, 
    • Representative heuristik: asumsi bahwa setiap objek (atau orang) yang memiliki karakteristik yang sama dengan anggota kategori tertentu juga merupakan anggota kategori tersebut. Contohnya, saat melihat orang berbaju putih, bersorban, dan berceramah di masjid. Cenderung kita berpikir bahwa orang tersebut adalah seorang ustad. 
    •  Available heuristik: memperkirakan frekuensi atau kemungkinan suatu peristiwa berdasarkan seberapa mudah mengingat informasi yang relevan dari ingatan atau seberapa mudah kita memikirkan contoh terkait.Contoh aplikatif: ketika kita sering melihat iklan teh pucuk harum, kita cenderung saat membeli teh akan terpikir dan akan membeli teh pucuh harum.
    • Working backward: bekerja mundur dari tujuan. Misalnya, saat kita ingin ke suatu tempat, kita akan memundurkan rute dari tujuan, dimana kita harus mencari tau rute dari tujuan ke rumah kita.
    • Sub goal: memecah gol menjadi subtujuan sehingga ketika setiap subtujuan tercapai, solusi akhir menjadi lebih dekat. contohnya, saat mengadapakan penelitian dapat dipecah-pecah menjadi merumuskan masalah, menentukan variabel, merumuskan hipotesa, pengujian hipotesa hingga mencapai hasil penelitian
  4. Insight: Ketika solusi untuk suatu masalah muncul tiba-tiba dalam pikiran. Contohnya saat kita ingin memetik buah dari pohon yang tinggi. Namun, tidak bisa kita gapai dan kemudian kita melihat tongkat. Lalu kita tiba-tiba terpikir untuk menggunakan tongkat sebagai alat menggapai buah tersebut.
Masalah dengan Penyelesaian Masalah
solusi untuk masalah tidak selalu terlihat.Masalah bisa disebabkan oleh tiga hambatan umum:
  • Fungsional Fixedness: hanya berpikir tentang objek dalam hal penggunaan khas mereka. Contohnya, saat memotong cake kita akan mencari-cari pisau padahal kita dapat menggunakan sendok yang tersedia di dekat kita.
  • Mental set: kecenderungan orang untuk bertahan dalam menggunakan pola pemecahan masalah yang telah bekerja untuk mereka di masa lalu.
  • Confirmation bias:  kecenderungan untuk mencari bukti yang sesuai dengan keyakinan seseorang sambil mengabaikan bukti yang tidak sesuai dengan keyakinan tersebut.
d. Kreativitas

terdiri dari cara-cara baru untuk menggabungkan ide-ide atau perilaku.Biasanya hasil dari pikiran divergen.
  • Berpikir konvergen: jenis pemikiran di mana suatu masalah dipandang hanya memiliki satu jawaban, dan semua garis pemikiran pada akhirnya akan mengarah pada satu jawaban itu, dengan menggunakan pengetahuan dan logika sebelumnya.
  • Berpikir Divergen: jenis pemikiran di mana seseorang memulai dari satu titik dan menghasilkan banyak ide atau kemungkinan berbeda berdasarkan titik tersebut.
Kreativitas dapat dirangsang dengan:
  1. Brainstorming
  2. Keeping a Journal
  3. Freewriting
  4. Mind or subject mapoing

Intelligence  

Intelijen ialah kemampuan untuk belajar dari pengalaman seseorang, memperoleh pengetahuan, dan menggunakan sumber daya secara efektif dalam beradaptasi dengan situasi baru atau memecahkan masalah. Namun, terdapat perbedaan atara pengetahuan dan kemampuan khusus yang membentuk konsep kecerdasan. Adaun teori yang menjelaskan hal tersebut ialah

  1. Spearman's g factor: Charles Spearman melihat kecerdasan sebagai dua kemampuan yang berbeda. g factor (general intelligence) untuk kemmapuan bernalar dan memecahkan masalah, sedangkan faktor s (specific intelligence) untuk kemampuan khusus di bidang tertentu seperti musik, seni, dll.
  2. Gardner's multiple intelligences: Howard Gardner melihat kecerdasan keseluruhan terdiri dari sembilan jenis yang berbeda. 

  3. Sternberg's triarchic theory:  Robert Sternbeg berteori bahwa terdapat tiga jenis kecerdasan yang disebut dengan triarchic theory of intelligence yang meliputi:
    • analitis: kemampuan pemecahan masalah dengan analisis. Kecerdasan seorang individu dalam bidang akademis bisa disebut sebagai kecerdasan analitis. Contohnya, siswa berlatih matematika. Dalam proses penyelesaian masalah matematika, siswa akan menganalisis informasi yang diberikan kemudian menggunakan rumus tertentu.
    • kreatif : kemampuan menangani konsep-konsep baru, biasanya dengan pemikiran divergen. Contohnya, mengubah barang-barang yang tidak terpakai menjadi barang yang dapat digunakan kembali.
    • kecerdasan praktis:(kecerdasan jalanan)  kemampuan menggunakan informasi untuk menyesuaikan diri dalam hidup. Contohnya, kemampuan dalam memutuskan suatu masalah dalam situasi tertentu. 
  4. Catell-Horn-Carrol Theory : Catell menyarankan intelijen terdiri dari Fluid intelligence ( startegi baru) dan crystallized intelligence (pengetahuan/keterampilan yang telah diperoleh).  John Horn menambahkan kemampuan lain berdasarkan pemrosesan visual dan pendengaran, memori, waktu reaksi, ,keterampilan kuantitatif, dan keterampilan membaca menulis.
  5. Neurosience Theory : area otak frontal dan parietal berperan penting, area ini ialah komponen salah satu Parieto -Frontal Integration Theory (P-Fit).
Measury
Binet's mental ability test (Alfred Binet dan Theodore Simon): elemen kunci yang akan diuji adalah usia mental anak. Dimana mengidentifikasi anak yang pembelajarannya cepat dan anak yang pembelajarannya lambat.
  1. Stanford Binet intelligence scales (Lewis Terman): membandingkan usia mental dan usia kronologis anak dengan tes Binet.
    • Kecerdasan intelektual (IQ)= MA( usia mental)/CA( usia kronologis)*100
    • metode ini bekerja baik dengan anak-anak, tetapi tidak berarti ketika melewati usia kronologis 16 tahun.
    • Stanford-Binet edisi 5 menghasilkan estimasi skor kecerdasan, domain verbal, dan non verbal, semuanya terdiri dari lima area utama kemampuan kognitif (penalaran , pengetahuan, pemrosesan kuantitatif, visual-spasial, dan working memory.)
  2. Wechsler Test (daviv wechsler): tes yang dirancang untuk kelompok usia tertentu. 
    • (WAIS-IV )skala kecerdasan dewasa, (WISC-V) Skala kecerdasan anak-anak, (WPPSI-IV) skala kecerdasan prasekolah dan primer.
    • Di AS lebih sering digunakan tes ini
    • memiliki skala verbal dan performance (nonverbal)
IQ Test Construstion
  • standarisasi, validitas, dan reabilitas merupakan faktor penting dalam tes IQ
  • administrasi standar , penilaian, dan perbandingan terhadap norma (norms)
  • kecerdasan diasumsikan mengikuti kurva normal yang menentukan berbagai tingkat kecerdasan berdasaran deviasi skor dari rata-rata umum.
  • tes IQ sering dikritik karena bias budaya

Individual Differences in Intelligences
Tes IQ dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu yang berbeda secara signifikan dari kecerdasan rata-rata
  • intellectual disability: kondisi dimana keterampilan perilaku dan kognitif tidak sesuai atau lebih awal dari usia kronologisnya, juga disebut sebagai keterlambatan perkembangan (keterlambatan mental).
    • kriteria: IQ dibawah 70, keterampilan adaptif secara signifikan di bawah tingkay usia yang sesuai, dan terdapat gejala telebih dahulu selama periode perkembangan.
    • berkisar dari ringan hingga berat tergantung pada tingkat kepatahan atau kerusakan.
    • Penyebab: lingkungan yang kurang kekurangan,kelainan kromosom, genetik, serta kekurangan makanan.
  • giftedness : orang yang memiliki skor IQ di atas kurva normal (130 atau lebih). biasanya tumbuh menjadi orang dewasa yang menyesuaikan diri dengan baik kecuali ketika didorong untuk mencapai usia yang lebih muda.
  • emotional intelligence: kemampuan mengatur dan mengerti pada emosi diri dan orang lain (motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial)
  • nature and nurture : pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan kecerdasan.  
      • Studi kembar dan adopsi : kembar identik diasuh bersama menunjukkan korelasi dari 0,86 antara IQ mereka. korelasinya bukan 1,00, jadi lingkungan juga harus berperan
      • estimasi heritabilitas berlaku di dalam sekelompok orang, bukan di antara kelompok, bukan untuk individu, dan hanya dalam pengertian umum. Heritabilitas saat ini perkiraan sekitar 0,50
 Language

bahasa adalah  sistem untuk emnggabungkan simbol (kata-kata) sehingga pernyataan bemakna dalam jumlah tak terbatas yangbertujuan untuk komunikasi dengan orang lain.

Tingkat Analisis Bahasa
  1. Tata bahasa : aturan yang mengatur struktur dan penggunaan bahasa. Menurut Chomsky, manusia memiliki kemmauan bawaan Language Acquisition Device (LAD) untuk memahami dan memproduksi bahasa
  2. fonem : satuan dasar bunyi dalam suatu bahasa
  3. morfem: satuan makna terkecil dalam suatu bahasa
  4. sintaksis : aturan untuk menggabungkan kata dan frasa
  5. semantik: aturan untuk menentukan arti kata dan kalimat
  6. pragmatis: kebaikan sosial bahasa atau aspek praktis dalam berkomunikasi dengan orang lain. Meliputi, bergiliran dalam percakapan, penggunaan gerak tubuh, cara berbicara yang berbeda kepada orang yang berbeda.
Tahapan dari Perkembangan Bahasa        
Bahasa memungkinkan anak berpikir dengan kata-kata, mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan keinginan, dan membentuk konsep.
Adapun tahap progresif universal
  • bersuara: usia sekitar 2 bulan bayi mulai mengeluarkan suara
  • Mengoceh: usia 6 bulan membuat bunyi mengoceh
  • one word speech: sebelum usia 1 tahun, anak mengucapkan holofrasa( seluruh frasa dalam satu kata). Seperti kata "susu" berarti "saya ingin susu".
  • telegraf speech: sekitar satu setengah tahun, balita mulai merangkai kata membentuk kalimat pendek. seperti berkata "bayi makan". dll.
  • Seluruh kalimat: ketika anak melewati tahun prasekolah, mereka menggunakan istilah tata bahasa dan meningkatkan jumlah kata mereka.Hingga pada 6 tahun hampir selnacar orang dewasa.
Hubungan Bahasa dan Pikiran
  • two theories
    • Jean Piaget: Konsep mendahului dan membantu perkembangan bahasa
    • Lev Vygotsky: bahasa membantu mengembangkan konsep dan membantu anak belajar mengendalikan perilaku
  • lingusitic realivity hypothesis: (Sapir dan Whorf) kata-kata yang digunakan orang menunjukkan cara berpikir tentang dunia. Peneliti lain menunjukkan bahwa beberapa konsep bersivat universal dan memengaruhi perkembangan bahasa
  • animal studies: semua hewan dapat berkomunikasi, penggunaan bahasa mereka masih dalam penyelidikan. Beberapa keberhasilan (simpanse, beo, lumba-lumba) mungkin mendekati level manusia berusia 3 tahun atau bahasa dasar. kontroversi terjadi karena kurangnya bukti bahwa hewan dapat mempelajari sintaksis, yang menurut sebagian orang berarti hewan tidak benar-benar belajar dan menggunakan bahasa.

Comments

Popular posts from this blog

Aliran Empirisme, Aliran Sensasionalisme, dan Aliran Positivisme

PENGANTAR DAN KLASIFIKASI BIDANG PSIKOLOGI

Perspektif Biologis dari Proses Mental