Perkembangan Fisiologi dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimental

Halo semuaa. Nah, pada pertemuan kali ini kita akan ngebahas perkembangan fisiologi dan tumbuhnya psikologi eksperimen.

Sebelumnya kenapa sih para ahli zaman dahulu tertarik untuk mempelajari fisiologi. Jadi... pada awalnya itu terdapat dua astronom pada tahun 1795, yaitu Nevil Maskelyn dan david Kinnebrook sebagai asistennya memiliki perbedaan nih tentang perpindahan lintasan bintang- bintang dengan teleskop. Dimana hasil pengamatan Kinnebrook lebih lambat sekitar setengah detik dari Maskelyn. 20 tahun kemudian oleh astronom Jerman, Friedrich Bessel (1784-1846) berspekulasi bahwa kesalahan itu bukan karena ketidakmampuan tetapi adanya perbedaan individu (individual differences)  antara pengamat. Bessel juga membandingkan pengamatannya dengan rekan-rekannya dan ditemukaan perbedaan yaitu waktu reaksi (reaction time).

Discrepancy and Reality adanya ketidaksesuaian dengan realita dan apa yang kita lihat. Seperti yang diobservasi oleh Newton (170/1952) bahwa sebenarnya cahaya putih merupakan gabungan dari warna lainnya. Namun, kita melihat cahaya putih dari gabungan warna ( color spectrum). Selain itu, oleh Van Musschenbrook mengamati bahwa warna kuning dan biru dengan proposi tertentu akan menampilkan warna biru. Dari hasil pengamatan tersebutlah para ahli ini ingin mengetahui mengapa hal tersebut terjadi tentang prosesnya yang berhubungan saraf, fungsi otak, dan keterkaitannya. Sehingga fisiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari mekanisme keberlangsungan hidup. dimana membahas tentang proses saraf serta otak. 

Tokoh Ahli Fisiologi

1. Johannes Muller

  • Doctrin of specific nerve energies :  Muller menunjukkan bahwa terdapat lima jenis saraf sensorik yang masing-masing mengandung energi karakteristik masing masing. Setiap saraf merespon dengan caranya yang khas. Misalnya mata akan peka dengan gelombang cahaya.
  • Adequate stimulation : Ketika saraf sensoris menerima stimulus yang cocok dia akan maksimal sensitivitasnya pada stimulus yang cocok tersebut.
  • Consiousness, sensations, and reality : Kita harus memahami sistem saraf pusat untuk memahami bagaimana sensasi itu terjadi. Muller juga menemukan sebagaimana  teori Kant tentang kategori pemikiran bahwa ada sistem saraf  tertentu yang berkaitan  dengan kategori pemikiran tersebut. Muller juga setuju dengan proses active mind.
2. Herman Von Helmholtz
  • Menolak Vitalisme: vitalisme percaya bahwa kehidupan tidak dapat dijelaskan melalui proses fisik dan kimia saja, mereka percaya adanya ruh atau jiwa dalam kehisupan. Helmhotz merupakan materialisme yang percaya bahwa kehidupan dapat dijelaskan melalui proses kimia dan fisik saja.
  • Prinsip kekekalan energi: energi tidak dapat dihilangkan atau diciptakan melainkan, diubah ke bentuk lain. Misalnya oksigen yang kita hirup dapat berubah menjadi suatu energi dalam tubuh kita.
  • Tingkat Konduksi Saraf :Helmholtz melakukan penelitian tentang bagimana kecepatan proses saraf dalam tubuh. Ia berpendapat bahwa semakin dekat stimulus dengan muscle ( otot ) maka proses saraf akan lebih cepat. Helmhotz berpendapat bahwa kecepatan saraf sekitar 50,3- 100,6 meter per detik. Namun hal ini belum tepat karena ia mendapatkan perbedaan dari individu lainnya.
  •  Teori Persepsi : Helmholtz berependapat bahwa persepsi sangat berpengaruh pada pengalaman lalu atas sensasi dari stimulus.
  • Teori Penglihatan warna : Helmholtz berpendapat bahwa terdapat tiga reseptor terpisah dengan masing-masing energi spesifiknya yaitu merah, hijau, dan biru.
  • Teori Pendengaran: telinga memiliki kompleks sistem dari banyak reseptor. Yang terdiri dari ribuan jenis serabut saraf ( nerve fiber), dimana semakin panjang serabut (fiber) dapat menangkap frekuensi yang rendah ( lower frequencies).
3. Ewald Hering (1834-1918)
  • Space perception :  adanya karakteristik bawaan mata (innate), dimana retina otomatis memberikan informasi tentang stimulus yaitu ketinggian, posisi kiri-kanan, dan kedalaman.
  • Color Vision : ada tiga jenis resptor pada retina tetapi masing-masing dapat merespon dengan dua cara. Yaitu kuning-biru, merah-hijau, dan hitam-putih. Teori ini menjelaskan mengapa individu yang tidak dapat menanggapi warna merah atau hijau masih dapat melihat warna kuning dan mengapa ketidakmampuan melihat warna merah disertai dengan ketidakmampuan melihat warna hijau.
4. Christine Ladd-Franklin (1847-1930)
  • Penglihatan warna : penglihatan warna didasari evolusi. Ia mengamati bahwa bagian mata yang paling berkembang adalah fovea (sel kerucut)  dan perifer retina ( sel batang). Ia menyimpulkan bahwa penglihatan warna berkembang melalui tiga tahap. Penglihatan akromatik muncul kemudian sensitivitas biru-kuning dan akhirnya sensitivitas merah-hijau.
FRENOLOGI

Karakter seseorang dapat ditentukan dengan menaganalisi wajah, postur tubuh dan gerakannya disebut fisiognomi. Salah satu fisiognomi yang menjadi populer ialah frenologi
frenologi menjelaskan bahwa kepribadian dan intelektual individu dapat ditentukan dengan tonjolalan atau lekukan pada tengkoraknya.

1. Franz Joseph Gall
  • Percaya bahwa proses mental itu tidak sama antar manusia
  • Masing masing area (faculty)  di dalam otak memiliki fungsi-fungsi tertentu
  • jika kemampuan seseorang baik maka akan memiliki tonjolan (bump) pada bagian tengkorak yang sesuai. Dan jika kemampuan kurang berkembang maka, akan ada cekungan ( depression)  di bagia n tengkorak.
2. Pierre Flourens (1794-1867)
  • Extirpation or ablation pada otak. Dimana jika kita kehilangan suatu bagian otak dan akan kehilangan fungsi tertentu namun, menurutnya akan ada regained function atau pertumbuhan kembali sel yang dapat membantu untuk fungsi dari bagian tersebut kembali. Jadi setidaknya satu bagian otak memiliki kapasitas untuk mengambil alih fungsi bagian lain. Dimana subjek penelitian Flourens ialah burung merpati.
3. Paul Broca (1824-1880)
  • Dari  otopsi pasiennya yang cacat dalam berbicara. Broca menemukan bagian otak yang rusak. area tersebut dinamakan broca's area. Area ini berada di hemisfer kiri yang berfungsi untuk produksi dalam berbicara . Carl Wernikle (1804-1905) menemukan area kortikal di dekat area broca yang berfungsi untuk memahami perkataan. 

TUMBUHNYA PSIKOLOGI  EKSPERIMENTAL

Teknologi semakin berkembang sehingga banyak penelitian yang menggunakan eksperimen dalam psikologi.

1.Ernst Heinrich Weber (1795-1878)
  • seorang ahli fisiologi yang tertarik pada indra peraba dan kinestetik (muscle sense) 
  • dimana indera peraba bukan hanya satu, melainkan beberapa indera misalnya indera tekanan, suhu dan rasa sakit
  • Weber meyakinkan bahwa ada indera otot.
  • Two Point Theresold: ambang batas dimana dua titik stimulasi dapat dibedakan. Webwe berasumsi bahwa perbedaan ambang batas di tempat yang berbeda pada tubuh dihasilkan dari susunan anatomis reseptor indera untuk sentuhan, semakin banyak reseptor semakin halus diskriminasi.
  • Just Noticeable Difference (jdn) ( disebut hukum weber) : seberapa besar perubahan yang harus dilakukan agar perbedaan antara dua stimulus tersebut terlihat..
2. Gustav Theodor Fechner (1801-1887)
  • Dia percaya bahwa kesadaran tidak dapat dipisahkan dari hal-hal fisik, posisinya mewakili panpsikisme ( semua hal yang fisik juga sadar)
  • Psikofisika : studi tentang hubungan antara peristiwa fisik dan psikologis.
  • S= K log R . semakin besar stimulus, besarnya perubahan harus menjadi  lebih besar jika perubahan itu ingin dideteksi.
  • absolute thresold : intensitas terendah agar stimulus  dapat dideteksi
  • below thresold : sensasi negatif
  • differetial threshold : seberapa besar stimulus perlu ditingkatkan atau dikurangi sebelum seseorang dapat mendeteksi perbedaannya.
  • Metode psikfisikal :  
  1. Metode of limit ( stimulus divariasikan dan dibandingkan dengan standar bertujuan untuk menentukan kisaran rangsangan yang dianggap subjek sama dengan standar)
  2.  Metode of constan stimuli ( disebut metode kasus benar dan salah, pasangan stimulus diberikan kepada subjek standar dan tetap sama. Subjek melaporkan apakah stimulus lebih besar dari, kurang dari atau sama dengan standar)
  3. Metode of adjusment ( disebut metode kesalahan rata-rata , subjek memiliki kendali atas stimulus. Diperintahkan untuk menyesuaikan besarnya hingga stimulus sama dengan standar.)

nah segitu aja untuk pertemuan kali ini. Materinya lumayan banyak yahh. Ini materi terakhir  sebelum UTS . Semoga UTS nya berjalan lancar dan nilainya memuaskan yaa. Aamiin...

Comments

Popular posts from this blog

Aliran Empirisme, Aliran Sensasionalisme, dan Aliran Positivisme

PENGANTAR DAN KLASIFIKASI BIDANG PSIKOLOGI

Perspektif Biologis dari Proses Mental