Aliran Empirisme, Aliran Sensasionalisme, dan Aliran Positivisme

 



Hai semuanyaa!! nah kemarin udah dibahas nih sejarah psikologi mulai dari zaman yunani kuno sampai ilmu psikologi udah jadi ilmu yang bersiri sendiri atau ilmu sains. Sekarang kita bakal ngebahas aliran-aliran yang ada tentang munculnya suatu ilmu pengetahuan. Pada kali ini aku mau ngejelasin dan memberi informasi tentang aliran emprisme, sensasionalisme, dan positivisme. Mungkin udah ada yang pernah dengar atau mungkin belum pernah dengar sama sekali yaa...

1. EMPIRISME

Sesuai katanya "empiris" berarti pengalaman. jadi aliran empirisme ini aliran yang memandang bahwa ilmu pengetahuan itu berasal dari suatu pengalaman. Pengalaman ini di dapat dari sensasi inderawi (sensory experience) dan inant experience seperti imajinasi, khayalan, dan mimpi. Aliran emprisme ini merupakan pandangan dari para filsuf inggris . Menurut DN. Robinsson ppengalaman didefinisikan menjadi tiga yaitu, pengalaman inderawi merupakan data primer semua pengetahuan, pengetahuan tidak ada sampai bukti inderawi dikumpulkan, dan semua proses intelektual harus fokus pada pengalaman inderawi dalam merumuskan proposrsi tentang duniawi. Kemudian dilanjutkan oleh filsuf Thomas Hobbes, John Locke, George Berkeley, David Hume, David Hartley, Jmaes Mill, John Stuart Mill, dan Alexander Brain.

🚶Thomas Hobbes : Dianggap sebagai pendiri empirisme di inggris. Hobbes berpendapat bahwa asal dari semua pengetahuan berasal dari pengalaman inderawi. Hobbes lebih mengandalkan sensual, diamna persentuhan dengan indralah yang menjadi ilmu pengetahuan. Hobbes juga menafsirkan jika human as machine  , manusia adalah mesin dari pergerakan yang dilakukan manusia tersebut.

🚶 John Locke : Locke adalah pencetus dari tabula rasa, menurutnya akal manusia itu diibaratkan kertas putih pada awalnya yang tidak berisi ide bawaan dan akan terisi dengan pengalaman. Locke membahas tentang perbedaan pandangan diantara beberapa orang seperti, orang A mengatakan durian itu bau sedangkan orang B mengatakan durian itu tidak bau. Hal ini terjadi karena adanya pengalaman sebelumnya atau pengetahuan sebelumnya sehingga terdapat perbedaan antar individu.

🚶George Berkeley: George Berkeley mengatakan semua hal akan nyata apabila kita merasakan hal tersebut, tergantung persepsi seseorang terhadap stimulus. Berkeley menganut prinsip "sesuatu itu ada karena diamati" atau " esse est percipi". Menurut Berkeley jika tidak bisa diamati berarti tidak nyata sehingga pengetahuan ialah segala sesuatu yang bisa diamati.

🚶David Hume : disebut sebagai pahlawan skeptis dan empiris.  Menurutnya pengalaman itu kognitif, isi dari pikiran datang karena ada pengalaman dan pengalaman ( persepsi) dapat dirangsang oleh peristiwa internal atau eksternal.

🚶David Hartley : Hartley merumuskan teori neurofisiologis tentang transmisi ide-ide dan menggambarkan aktivitas fisik dalam asosiasi. Menurut hume ada tiga hukum asosiasi yang memengaruhi pikiran kita , yaitu law of resemblance (pikiran kita beralih dengan mudah dari ide-ide lain yang memiliki kemiripan) , law of continguity (saat kita berpikir ada kecenderungan mengingat onjeknlain dalam bersamaan waktu dan tempat dengan objek awal, law of cause and effect (saat kita memikirkan akibat kita cenderung memikirkan penyebabnya).

🚶James Mill: Pikiran /ide kompleks yang rumit dapat tersusun dari pikiran yang sederhana. Tidak peduli seberapa rumit pemikiran tersebut akan dapat berkurang menjadi sesuatu yang sederhana.

🚶John Stuart Mill : ide kompleks merupakan kumpulan dari ide-ide sederhana.

🚶 Alexander Brain : mengeksplorasi hubungan antara proses fisologis dan psikologis. Bagi brain pemikiran memiliki tiga kompenen,yaitu perasaan, kemauan, dan kecerdasan. Brain membawa  psikologi menjadi ilmu eksperimental.

2. SENSASIONALISME

Aliran sensasionalisme menyebutkan bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari pengalaman. bingung yah kok sama dengan aliran sebelumnya nih... jadi  aliran sensasionalisme ini  lebih menekankan pengalaman sensasi nih. Sensasionalisme ini berkembang pada filsuf Prancis, filsuf ini deisebut sensasionalis karena mereka menekankan pentingnya sensasi dalam mejelaskan semua pengetahuan dalam keadaam sadar. Sehingga mereka memiliki label untuk membedakan antara filsuf Inggris dan filsuf Prancis. Tokoh-tokohnya, yaitu Pierre Gasendi, Julien de La Metrie,Etienaa Bonnot de Condillac, dan  Claude Adriem Helvetius.

🚶Pierre Gasendi : Manusia tidak lain adalah materi dan karena itu dapat dipelajari dan dipahamu seperti hal lain di alam semesta. Menurutnya hanya benda fisik yang memiliki kemampuan untuk saling memengaruhi dan dipengaruhi olehnya. 

🚶 Julien de La Metrie : berpendapat bahwa pikiran jauh lebih erat hubungannya dengan tubuh daripada apa yang diasumsikan Descartes. La Metrie menulis 3 topik, yaitu man a machine, human and non human animals differ only in degree, and accepyance of materialism will make for better world. Dalam pandangannya, ia mengatakan "anda adalah apa yang anda makan". Daging mentah akan membuat hewan ganas dan akan menimbulkan efek yang sama pada manusia.

🚶Etienna Bonnot Condillac : pikiran dapat diturunkan hanya dari kemampuan untuk merasakan, mengingat, dan mengalami kesenangan dan rasa sakit.Baginya semua keinginan didasarkan kesenangan dan kesedihan.

🚶 Claude Adriem Helvetius : isi dari pikiran datangnya hanya dari pengalaman.  Ia mengaplikasikan emprisme dan sensasionalisme ke ranah pendidikan. Mengontrol pengalamn akan mengontrol isi otak.

3. POSITIVISME

Aliran pemikiran yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan yang menjabarkan pernyataan faktual dalam setiap pencerapan (sensasi). Dalam postivisme ini terdapat proses pengukuran yang lebih teruji. Jadi positivisme ini menkankan segala sesuatu yang dapat terukur dan teramati dan berlandaskan fakta serta valid adanya ( peristiwa tersebut benar-benar terjadi). Tokoh pada aliran ini ialah Auguste Comte  lalu juga daa Ernst March.

🚶Auguste Comte : Menurut Comte, satu-satunya hal yang dapat dipastikan adalah aoa yang diamati secara publik yaitu pengalaman indera yang dapat dibagikan dengan individu lainnya. August Comte ini percaya bahwa agama itu tidak ada karena tidak dapat ditangkap oleh inderawi. Sehingga dia tidak percaya dengan agama.  the law of three stage : Theological, Metaphysical, and scientific

🚶 Ernst March : Menurut March pengetahuan yang benar tentang kenyataan ialah pengetahuan dari fakta yang dapat diindrai. Namun, harus ada kesesuaian pikiran dan fakta.


nahh... kali ini cuman 3 aliran yang dijelasin. Sebenarnya masih banyak nih aliran-alirannya nanti di bahas di blog selanjutnya yaa... stay tuned.

Comments

Popular posts from this blog

PENGANTAR DAN KLASIFIKASI BIDANG PSIKOLOGI

Perspektif Biologis dari Proses Mental